Aku menjalani kehidupan yang sempat menjadi impianku beberapa saat lalu, menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orangtua. Jauh? Ah tidak juga, aku bisa bertemu mereka dalam waktu tempuh hanya 90 menit jika aku mau. Ibuku berharap aku bisa pulang setiap weekend tapi kenyataannya aku selalu meminta maaf kepada beliau atas ketidaksanggupanku memenuhi apa yang menjadi keinginan beliau. Bukan, bukan karena aku tidak mau, tapi karena aku berusaha konsekuen. Ini tuntutanku sebagai seorang collegiate. Dan dari awal aku mulai bermimpi tentang kehidupan seperti ini pun aku sudah siap dengan konsekuensi ini, aku kira ibuku pun sama denganku. Dua bulan pertama ini kujalani dengan cukup lancar, dan mungkin masih memerlukan sedikit kesabaran agara aku bisa beradaptasi untuk bisa menggunakan otakku dengan baik setelah 5 bulan otakku berhenti beraktivitas. Hingga hari ini, detik ini, aku mengalami musim hujan disini, ditengah kota yang pernah menjadi mimpi terbesarki, obsesiku, dan jauh dari omelan ibu yang berkali-kali terdengar memarahiku karena kelalaianku memakai payung.
Aku pulang minimal dua minggu sekali, suatu prestasi untukku mengingat sebelumnya selama 17 tahun aku selalu berada didalam dekapan ibuku dan 100% perhatian beliau dipersembahkan untukku. Yah, akulah anak ibu satu-satunya yang berjanji akan membanggakan beliau dengan keringatku sendiri. Suatu hal yang sempat aku ragukan di awal, tapi ternyata aku bisa menikmatinya sekarang. Sungguh syukur yang tak terkira aku bisa menjalaninya dengan hambatan yang terbilang cukup mudah untuk aku lewati. Proses selalu mengajariku untuk belajar dan belajar tentang arti sebenarnya dari belejar. Woaaah, maaf aku sedikit random sore ini, tapi disini aku sedang mengalami buncahan besar nan membahana atas perasaanku. Me really love rain, me really love being wet, and me really love October, November, and December. Sedikit demi sedikit aku bertambah mencintai ketiga hal itu setiap tahunnya. Aku suka hujan, aku benar-benar terpesona saat bisa menikmati gurauan mereka diluar jendela bersama latte-ku yang kusesap perlahan. Aku selalu merasa tenang saat melihat dunia ini basah, sejuk, dan biru. Dan aku semakin takjub menyadari bahwa kedua hal itu terjadi secar bersamaan di sekitar bulan ke 10, 11, dan 12 dalam kalender Masehi. Really amazed to have them originally in every year!!!
Tahun ini Oktoberku berwarna. Aku melaluinya secara "berbeda" dengan tahun-tahun sebelumnya. Aku mendapatkan kejutan yang berbeda, mendapatkan hadiah yang berbeda, and I got the different pain too...
Aku merindukan saat-saat ibuku mencium keningku di pagi hari, tanggal 17 dan mengucapkan "Happy Birthday darling.."
Dan aku menangis di 17, dini hari..
Dan sisa Oktoberku berlalu dengan indahnya awal musim hujan, seperti biasanya.. Digantikan dengan awal November yang sempat membuatku sedikit terengah dengan midterm test yang sebenarnya hanya sebuah bentuk pelampiasan rasa nervous-ku sebagai mahasiswa newbie.
Aaah, I really want December come faster...
I miss every December, every year..
:)
So, how can I leave this rainy season without smile?
No comments:
Post a Comment