Thursday, 25 March 2010

Bagaimana jika seorang anak terlahir tanpa cinta?

Melankolis..
Sensitif..
Overprotektif..

Yah... Aku memang tak tau apa dasar mereka 'membuat' aku dulu.. Hanya saja jika aku berkaca pada realita yang sedang terjadi saat aku mengetik ini, aku seperti dipaksa untuk menyimpulkan sebuah judul di atas dan mengembangkannya melalui perasaanku..
Tiga hal di atas, yang mungkin melekat padaku.. Tanpa cinta, lahirlah si penuh cinta..
Aku akan merasa tak percaya jika saja teoriku benar.. Lalu , apa aku berharap judul ini tidak identik dengan asal usulku ?
Entahlah..
Mungkin lebih enggan..

Apa?
Tidak.. Tidak.. Aku tak akan berbicara masalah nafsu kali ini.. Terlalu vulgar dan 'biasa' terjadi di khalayak.. Aku hanya menguntai teori teoriku sendiri sebelum akhirnya nanti (kupikir) berakhir pada penyesalanku terhadap keadaan..

Anak = buah cinta?
Iya, bagi mereka yang sangat beruntung..
Jika kedua orang tuaku hanya mampu membelikan aku kalung monel, aku takkan pernah memikirkan berlian, apalagi menyebutkannya sbg permintaanku..

Jika saja aku memang lahir dari dua benih berdasarkan cinta.. Maka aku beruntung dan bahagia memiliki sifat di atas.. Bisa saja itu diturunkan padaku..

Namun tak pernah ada cinta.. Maka aku akan amat sangat beruntung sekali dan bahagia berpuluh kali lipat.. Karena.. Aku bisa menjadi lebih manusiawi yang memiliki cinta serta spesies baru yang memiliki ciri yang tidak dipunyai oleh salah satu (bahkan dua duanya) orang tuanya...


=')

No comments:

Post a Comment